Baddrut Tamam Akan Paparkan Desa Tematik di Jepang

PAMEKASAN (humas.pamekasankan.go.id) – Bupati Pamekasan Badrut Tamam menegaskan konsep pembangunan Desa Tematik di daerahnya akan diuji di Nagoya University Jepang. Bulan Maret mendatang dia mengaku diundang ke Nagoya University untuk mempresentasikan tentang konsep Desa Tematik itu.

Program ini dianggap sebagai antitesa konsep one village one product yang sudah menglobal.

“Asumsi ini akan diuji, jika konsep ini bisa setara dengan konsep Gubernur Haici China, ini saya anggap menjadikan sebagai penghargaan bagi Pamekasan karena menjadi bagian dari antitesa konsep one village one product itu. Dan semoga konsep ini bisa menjadi penyeimbang konsep one village one product, “ katanya.

Badrut Tamam mengungkapkan hal itu saat memberi sambutan dalam acara Pengukuhan Pengurus Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) dan pembukaan Focus Group Discussion (FGD) tentang tata niaga garam yang digelar Komisi B DPRD Jatim, di Hotel Odaita Pamekasan, Kamis (23/1/2020) malam.

Desa Tematik adalah program pemberdayaan ekonomi masyarakat mulai dari bawah dengan menggerakkan desa untuk memilki tema dan program unggulan yang harus digerakkan dengan matang dan terencana. Program ini mulai maksimal digarap tahun 2020 ini.

Selain Desa Tematik, Badrut Tamam juga menyampaikan terobosan programnya yang mendapat perhatian public adalah didirikannya Mall Pelayanan Public (MPP) sebelum usia kerjanya mencapai 100 hari. MPP itu yang merupakan program terobosan paling awal dalam kepemimpinannya. Kini diakui terus disempurnakan dalam berbagai aspek dan manajemennya. Sehingga investor bisa nyaman hadir dan akan merasa dipermudah aman cepat dan murah.

“Membangun pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini, satu-satunya strateginya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dan sebagian strategi dari menciptakan lapangan pekerjaan adalah menciptakan investasi, tumbuh kembang investasi dan serta mendorong beberapa kegiatan ekonomi di desa-desa melalui strategi desa tematik,” jelasnya.

Terkait dengan FGD yang bertema “Mengurai Benang Kusut Tata Niaga Garam” yang digelar AJP bersama Komisi I DPRD Jatim, Badrut Tamam mengaku mendukungnya. Dia mengatakan soal garam harus dibela bersama. Bahkan seluruh Bupati di Madura sudah tanda tangan mengirim surat ke Gubernur, Kementerian, Presiden, menyampaikan beberapa konsep alternatif tataniaga garam yang memihak rakyat.

Dia lalu mengungkapkan berbagai persoalan tata niaga garam. Di antaranya impor garam dari Australia ke Indonesia Rp 700 sudah sampai di gudang. Karena di Australia tidak hanya tambak tapi Gunung Garam. Belum lagi di China, ada sumur garam. Belum lagi ketemu dengan pelaku-pelaku bisnis yang tidak berpihak kepada petani garam.

“Impor garam memang murah. Bisa saja beberapa kebutuhan itu mesti diambil dari impor, namun persoalannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan tetapi mendorong bagaimana masyarakat di Indonesia khususnya di Madura dan beberapa tempat potensi ekonomi garam yang lain bisa difasilitasi diperjuangkan untuk mendapatkan nilai lebih dari penghasilan garam,” katanya.

“Karena itu saya senang kalau kemudian rumusan dari FGD ini bisa kita follow up bersama. Makanya hasil FGD ini nanti saya mau minta, baru juga akan dikirim ke Gubernur, Pak Kadis, dan beberapa stakeholders yang lain. Kalau kemudian rumusan itu bisa kita diskusikan bersama kita matangkan lagi baru kita perjuangkan bareng-bareng, saya yakin seluruh Bupati di Madura akan tandatangan untuk mendukung itu,” pungkasnya (fal).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *